Pengukuran Nilai SROI Program Pembangunan Septic Tank Komunal Melalui Program TJSL Resik PLN

 

Jakarta – PT PLN (Persero) melaksanakan pengukuran Social Return on Investment (SROI) terhadap program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Resik, berupa pembangunan septic tank komunal sebanyak 15 titik untuk 73 kepala keluarga (KK) di wilayah Kelurahan Pancoran, Kecamatan Pancoran, Kota Administrasi Jakarta Selatan pada tahun 2025. Untuk mengukur dampak sosial, lingkungan, dan ekonomi yang dihasilkan, Indonesia Social Sustainability Forum (ISSF) melakukan pengukuran Social Return on Investment (SROI).

Program ini menjadi salah satu upaya nyata PLN dalam mendukung peningkatan kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat di kawasan padat penduduk yang masih menghadapi keterbatasan akses sanitasi layak. Melalui pembangunan septic tank komunal, masyarakat tidak hanya memperoleh fasilitas sanitasi yang lebih sehat, tetapi juga berkontribusi pada perbaikan kualitas lingkungan di sekitarnya.

Pengukuran SROI dilakukan untuk mengetahui nilai manfaat sosial, lingkungan, dan ekonomi yang dihasilkan dari setiap rupiah investasi sosial yang dikeluarkan perusahaan. Dengan pendekatan ini, dampak yang sebelumnya hanya terlihat secara kualitatif dapat dikonversi menjadi nilai kuantitatif, sehingga manfaat program dapat dinilai lebih objektif dan terukur. Bagi PLN, hasil pengukuran SROI menjadi landasan penting dalam merancang, mereplikasi, maupun mengembangkan program TJSL di masa mendatang agar semakin tepat sasaran dan berkelanjutan.

Proses pengukuran SROI dilaksanakan secara sistematis dengan beberapa tahapan. Pertama, dilakukan identifikasi pemangku kepentingan, yakni masyarakat penerima manfaat langsung di Kelurahan Pancoran serta pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaan lingkungan. Selanjutnya, tim menyusun pemetaan input, output, dan outcome untuk melihat alur sumber daya yang digunakan, kegiatan yang dilaksanakan, serta dampak nyata yang tercipta.

Tahap berikutnya adalah analisis manfaat, di mana nilai sosial dan lingkungan yang dirasakan masyarakat dihitung secara menyeluruh, termasuk peningkatan kesehatan, pengurangan pencemaran, serta penghematan biaya kesehatan jangka panjang. Tahap terakhir adalah perhitungan rasio SROI, yang menunjukkan perbandingan antara nilai manfaat dengan besaran investasi sosial yang telah dikeluarkan.

Seluruh tahapan dilakukan secara transparan dengan melibatkan komunitas serta perangkat kelurahan, sehingga hasil pengukuran benar-benar merefleksikan kondisi di lapangan.

Pembangunan 15 septic tank komunal ini telah memberikan dampak signifikan bagi 73 KK penerima manfaat di Kelurahan Pancoran. Fasilitas sanitasi yang layak membantu mengurangi pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah domestik yang sebelumnya tidak terkelola dengan baik. Kondisi ini sekaligus meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, terutama dalam mencegah penyakit yang ditularkan melalui air.

Selain manfaat kesehatan, program juga memperkuat kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Partisipasi aktif warga dalam perawatan fasilitas turut menumbuhkan rasa memiliki, sehingga keberlanjutan program dapat terjaga.

Lebih jauh, perbaikan kualitas lingkungan berkontribusi pada terciptanya lingkungan hunian yang lebih bersih, sehat, dan nyaman. Hal ini tidak hanya berdampak pada kehidupan sehari-hari warga, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup secara jangka panjang.

Hasil pengukuran SROI dari program ini akan menjadi referensi penting dalam memperluas implementasi Program Resik di wilayah lain yang menghadapi permasalahan serupa. Dengan bukti kuantitatif yang jelas, PLN dapat memastikan bahwa setiap program TJSL yang dijalankan benar-benar memberikan nilai tambah dan dampak positif bagi masyarakat.

Program Pembangunan Septic Tank Komunal di Kelurahan Pancoran ini sekaligus membuktikan bahwa kolaborasi antara perusahaan, pemerintah, dan masyarakat mampu menghasilkan solusi berkelanjutan untuk persoalan lingkungan perkotaan.



Leave a Reply